Sunday, April 6, 2014

Sepucuk Rindu Untuk Aisyah



Salam inspirasi


 Cover Buku Sepucuk Surat Untuk Aisyah yang setia. doc Pribadi


Suatu kebahagian di bulan april 2014 yang indah bagi saya bukan karena jelang hari milad saya, tetapi ketika berhasil mengajak para sahabat mengirimkan karya terbaiknya dalam kumpulan puisi dan cerpen. Penjualan bukunya akan didonasikan untuk Aisyah. Berapapun jumlahnya, it's better small than nothing :) . Semoga segera dibukukan, mohon doanya para sahabat keren dan hebat.

Puisi dan cerpen yang indah itu akhirnya mengikat simpul-simpul kata  diantara kita, bagai mantra dari hati yang peduli  Aisyah dari para sahabat Kompasiana yang tergabung dalam Fiksiana  Community. Selamat atas karyanya.

Semua berawal dari puisi yang saya kirimkan ke kompasiana dengan judul Aisyah yang setia mendapat berbagai macam tanggapan dan respon positif dan terharu membaca puisi itu. Lalu  saya terpikir untuk mengumpulkan karya teman-teman yang punya kepedulian yang sama untuk Aisyah dalam belasan hari.

Hingga beberapa sahabat mengirimkan karyanya untuk Aisyah Nawawi Pulungan seorang gadis kecil berusia 8 tahun dari Medan. Aisyah adalah  sosok anak perempuan korban broken home yang merawat ayahandanya sambil mengayuh becak. Banyak orang yang simpati dan memberinya uang, namun Aisyah tidak pernah mengemis, dan terus mengayuh becak ayahnya dan selalu beristirahat dan memandikan ayahnya di Masjid Al Mashun Medan. Mungkin dia mencoba mengetuk pintu Tuhan hingga mengetuk pintu hati kita. Aamin

Harapan dan impian Aisyah untuk melihat ayahnya sembuh tetap tumbuh karena kasih sayangnya kepada ayahnya laksana pohon yang memiliki akar kuat dan  senyumannya  yang tabah menatap kehidupan seperti dedaundan dalam ranting-ranting kecil yang membuat teduh jiwa. 

Dalam athmosfer kota besar yang keras, Aisyah bisa saja jadi korban kriminalisasi anak di kotanya dengan maraknya trafficking, prostitusi anak dan kejahatan lainnya yang menimpa, tanpa perlindungan dan kepedulian pemerintah dari masyarakat sekitar semua bisa saja terjadi. Karena sosok anak dan perempuan sangat rentan menjadi korban kekerasan apalagi  Aisyah tidak memiliki rumah.

Untunglah Aisyah masih terjaga. mungkin karena doa dan keikhlasannya. Masyarakat, media, dan pemerintah Kota Medan akhirnya membantunya untuk tersenyum menatap hari esok, meski sempat terputus sekolah akhirnya kembali menuntut ilmu di bangku sekolah.

 
Berikut para kontributor Puisi dan cerpen Untuk Aisyah Pulungan
1.  Aisyah oh Aisyah ( Ando Aja)
2.  Energi Cinta Aisyah (Haerul)
3.  Aisyah Adinda Kita ( Rifki Feriandi)
4.  Derita Aisyah Ditengah Lagu Politisasi Negeri ( Mas Wahyu)
5.  Aisyah Syurgamu telah terbuka ( Surbekti Astadi)
6.  Ini bukan cerita Cinta tapi tentang Aisyah (Iswanto Junior)
7.  Izinkan Aku bicara Ayah ( Ay Mahening)
8.  Aisyah Pulungan, Gadis Kecil luar biasa (Lipul El Pupaka)
9.  Kepedulian Bukan Kapitalis ( Lipul El Pupaka)
10.Aisyah si gadis Kecil Penyuka suyi ( Syafriansyah Viola)
11.Untukmu Aisyah ( Yani Handayani)
12.Bocah titisan cahaya ( Rahab Ganendra)
13. Jika ( Jenna Harun Wardana)
14. Edrida Pulungan ( Aisyah Yang setia)

Cerpen
1.  Duniaku Penuh Cahaya (Conni Aruan)
2.  Rumah Buat Aisya ( Fitri manalu)


Semoga karya kita berupa puisi dan cerpen ini akan jadi kenangan indah di hati Aisyah dan anak-anak Indonesia yang mengalami nasib sama dengan Aisyah, Namun bukankah seorang anak adalah panah-panah kehidupan yang kelak meneruskan impian dan melukiskan masa depan gemilangnya.
Kehidupan memang kompleks dengan segala dinamika sosial, ekonomi dan budaya yang tergerus zaman dan kita berada dalam pusaran fenomna. Semoga kita sebagai makhluk sosial masih dititipi jiwa untuk berbagi meski hanya dalam bait puisi dan pargaraf kata. Kelak akan jadi mantra yang menebar cahaya dan doa untuk Aisyah agar tetap setia dengan baktinya sebagai anak sholehah.
Kisah Aisyah memang bukan cerita tentang dongeng cinderella yang akan bahagia setelah keajaiban menghampiri karena kebaikan hatinya. Kisah Aisyah adalah kisah kita semua yang yang harus tetap percaya bahwa cinta akan sembuhkan luka dean menghangatkan jiwa yang dingin agar percaya bahwa kita adalah saksi sang Pecinta yang Maha Segala.

NB : deadline puisi dan cepern tanggal 11 April 2014, prioritas kumpuan cerpen dan cermin , masih ditunggu, coz waiting is inpiring. Love you all..
salam inspirasi

Edrida Pulungan
Perempuan Pecinta Puisi

Founder Lentera Pustaka Indonesia

2 comments:

  1. Wow...terus berjuang mbak.....smoga walau hanya lewat tulisan, kita bisa memberikan sedikit cahaya tuk Aisyah ( Ay Mahening )

    ReplyDelete
  2. wah keren idenya untuk membantu aisyah..tp saya ketinggalan info jd tak bisa berkontribusi nih mak..mga lain kali bisa ya mak..tlg dicolek2 klu ada lg ya mak..thanks

    ReplyDelete