Tuesday, April 15, 2014

Run To My Heart Please



Run To My Heart Please

If you want to run fast, run alone. If you want to run far, run together

  (African proverb)

Lari. Satu kata kerja aktif. Lari memang kegiatan yang harus mengaktifkan semua organ tubuh. Mulai dari mengatur nafas, mengencangkan otot, membawa seluruh badan dengan bertumpu pada kedua kaki, serta menggunakan hati agar yakin mencapai finish. As simple like that. Namun bagi saya lari hanya perlu menggunakan satu organ. Organ itu adalah hati. Do you believe it?

Saya akan rewind semua aktifitas lari dalam hidup saya. Dimulai dari waktu SMP saya harus latihan lari setiap pagi setelah sholat shubuh demi masuk test SMU Plus Matauli Sibolga karena ada test menguji ketahanan fisik (smafta). Dan pada saat test tepat pada jam 12 siang yang terik dengan semangat 45 saya selesai dengan setengah pingsan. Saat itu badan saya masih kurus dan ceking akhirnya bisa keliling lapangan 12 kali ini demi beasiswa dan semangat dari hati membahagiakan orangtua. Akhirnya saya memang lulus meski gak full beasiswa. Lalu pengalaman berlari lanjut kelas II SMU saat saya mengikuti test Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Lagi-lagi harus lari dan setelah dua kali baru lulus paskibra dan menyaksikan gagahnya sang saka merah putih dengan hati yang sumriungah. Ini gara-gara lari. 

Pengalaman lari yang ketiga adalah saat saya harus ikut pra Jabatan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia setelah lulus test CPNS Sekretariat Jenderal DPD RI. Bayangin saja bagun shubuh dengan lonceng berdering seolah ada kebakaran langsung siap-siap lari 7 putaran tapi ini berat banget karena kurang latihan dan kondisi badan tidak fir. Namun melihat senyum garang widyaiswara yang mantan jenderal hati jadi terlecut dan akhirnya berhasil lari ngos-ngos an demi lulus jadi PNS mengabdi pada negera. Ini edisi merah putih sudah ditest isi kepala di test juga fisiknya. Wuih. Lulus dengan hati. Bravo Ed!

Lari memang membutuhkan keyakinan penuh dari hati karena harus yakin kita sanggup mencapai garis finish dan menaklukkan kata-kata negatif seperti impossible, hard diificult dari diri sendiri. Sehingga tubuh dan hati sejalan menuju tujuan. Garis finish.Congrat !.

Inspirasi dari lari pun kutuliskan dalam puisi dengan judul “Run to remember”. Puisi ini mendapatkan apresiasi dan dibacakan di pusat kebudayaan at America oleh profesor sastra Amerika Richard Krevolin. Salah satu  baris  baitnya adalah “keep run for the future”.

 Namun lari yang paling kuimpikan adalah “Wedding Run” dimana calon suamiku kelak berlari mengejarku untuk memberikan mawar putih seperti wedding race dalam episode running run yang lucu. Karena bagiku seorang lelaki yang sehat akan membuat hidup bergairah untuk mengejar dan meraih mimpi bersama di masa depan. Jika diriku sebagai perempuan istimewa sudah mengalami banyak pengalaman lari menyenangkan, maka bolehkah kudapati mahkota “ queen run” and get my prince J pada Asian Dream Cup 2014.


0 comments:

Post a Comment