Monday, December 22, 2014

Mantra Jiwa dalam Baris Aksara




Saat pusaran hidup begitu cepat, Adakalanya kita perlu menikmati jeda dalam hidup. Melihat sejenak kebelakang untuk menikmati kesyukuran karena sudah melewati pintu-pintu yang terkunci hingga akhirnya terbuka. Kemudian menarik nafas dan menghirup sebanyak-banyaknya serta mengeluarkannya kembali, lalu melanjutkan episode hidup dimasa depan. Kadang saya berbisik pelan dan berbicara pada diri sendiri “ terimakasih ya Robb, Engkau mejadikanku saksi indahnya kesabaran.

Saat menginjak usia 23 tahun Bapak saya wafat. Rasanya tak percaya, otot saya tak sanggup berdiri, saya mendengar telepon Ibu dengan nada suara bergetar namun sangat tegar. Saya bergegas turun dari lantai 3 kampus. Pikiran saya hanya bagaiamana caranya bisa pulang ditengah ujian semester. Bapak sosok yang istimewa sebagai sahabat dan guru besar dalam segala hal, yang mengenalkanku pada kebijaksanaan, semangat hidup dan filosofis kehidupan.

Jum’at , 12 februari 2004, Bapak berpulang.
Rasanya masih terkenang. Lembar-lembar ingatan saat bersama Bapak mengajarkan agar “ bara” semangat belajarku tak pernah padam. Terkesan kebetulan dengan pekerjaan Bapak yang mulai karir dari bawah sebagai humas di Departemen penerangan dengan motto” api nan tak Kunjung padam”. Tulisan itu tertera di TV hitam putih yang menjadi kotak penghibur kami sekeluarga saat berkumpul bersama. Kesederhanaan dan kehangatan selalu terasa kental dalam  mengenang kebersaamaan dengan Bapak
**
Ananda...hari ini menentukan hari esok, Man Jadda wa jada”. 

Tulisan bertali yang terlihat klasik itu tertulis di lembar kertas yang kelihatan mulai kusut karena sering kubawa . Kadang kuletakkan di tengah-tengah buku yang kubaca. Tulisan yang kujadikan matra tersebut terawat dan masih bisa di baca.

Akhirnya api kecil yang selalu kurawat baranya menjadi semangat menjadi pelita penerang jalan. Alhamdulillah saya  merampungkan kuliah doble degree di Fak. Ekonomi USU dan Fak. Bahasa dan Seni Univ. Negeri Medan dan merampungkan S2 Hubungan Internasional di Univ. Paramadina dan akan merampungkan S2 Sosiologi di UI.

Hari- hari kujalani dengan berkontribusi dari lembaga pendidikan setelah 5 tahun menjadi dosen menuju lembaga negara menuju tahun keempat membuatku bersyukur bahwa jalan kesabaran selalu menguatkan. Semoga Bapak tersenyum di syurgaNya, karena duta kecilnya telah meneruskan amanah menancapkan panah menuju cita-cita sejati berkontribusi untuk negeri dan menjaga api kecil menjadi bara semangat yang tak pernah padam dan pergi.

0 comments:

Post a Comment