Thursday, December 31, 2015

Kupinjam Waktu


Gambar 1 : Jembatan istana siak doc. Pribadi

Kupinjam Waktu

Aku meminjam waktu pada langit kata matahari 
Aku pun meminjam waktu padamu matahari kata sang pelangi
Aku pun meminjam waktu padamu pelangi kata awan biru
dan aku meminjam waktu padamu  sangMmaha
Kataku di shubuh yang bening
Maka berilah aku waktu
Seberapun Engkau Mau

Detik telah kuhabiskan
Menit menyertaiku dalam diam
dan berjam-jam aku meminjam waktu
hingga menahun usiaku 
Kubangun istana kecilku
Istana berbatu di puncak bukit
yang dekat dengan langit

Aku tak ragu akan setiap muara asaku
karena engkau adalah aroma rasaku
yang menyeretku pada hari terbaikku
Kala istana kecilku kumiliki
oleh pangeran yang akan kujadikan raja
dan juga peri-peri  mungil  yang baik hati
menari menyambut pagi
dan pelukan raja dan ratu 
yang menyayanginya

Engkau adalah waktu yang kupinjam
dengan segenap rindu yang membubung tinggi di angan
Waktu sudah kuhabiskan
Kini aku berpasrah
berbicara pada Tuhan memohon jawaban
Masih adakah waktu yang kau bisa pinjamkan padaku Tuhan

Senayan, 31 Desember 2015


 Catatan Akhir Tahun

Inilah tahun ke 33 di bulan desember
bulan terakhir di tahun ini
bulan yang  terus mengejarku untuk bertahan 
dan menepi membujuk aku diam
aku melihat setiap lembaran rasa tak sanggup menjadi asa
aku adalah kepingan harapan-harapan yang tertunda
Namun jangan kira aku tak sanggup bahagia
Aku bahagia
Aku Merdeka
Karena aku merasa

Tiada yang kutakutkan
Meski setiap impianku berantakan
tapi masih bisa kurapikan perlahan
Karena akulah sang Pejalan
yang rindu pulang

Kata sahabatku sang perantau
yang bertahun-tahun di negeri seberang
baginya waktu adalah ilusi
Memberimu sepaket rasa sedih dan bahagia
Waktu yang datang dan pergi sama kuatnya
Jika memberimu arti dan makna

Seperti kisah-kisah perjalanan hidup kita
Maka jangan sedih jika engkau sedang pergi 
dan jangan gembira jika engkau sedang pulang
karena setiap pergi engkau akan pulang
dan setiap pulang engkau akan pergi

Jangan sedih ketika akan pergi
dan jangan gembira ketika akan pulang
karena keduanya layak dirayakan

Cuma pergi yang selalu memberiku arti untuk kembali
kembali pada banyaknya jejak yang aku tinggalkan
banyaknya impian yang tertunda
kadang teasa pedih dan kecewa ketika semua upaya
berlalu begitu saja
seperti angin yang menghempas dedaunan
namun dedaunan tak pernah menyalahkan angin

Diantara pergi dan kembali
ada jeda
jeda yang membuatku merasa ada
bathinku berbicara
nafasku terdengar
ternyata ada kehidupan dalam perjalananku
yang harus tetap kupelihara

Catatan akhir tahun ini
kututup dengan takzim
penuh kesyukuran dan doa
Tiada penyesalan
yang ada ada hanya harapan
serta impian yang harus aku bangun perlahan

Selamat tinggal tahun yang telah berlalu
elamat datang tahun baru
tahun penuh harapan dengan jiwa yang besar
membangun cerita dan
Kisah cinta  dan cita
yang penuh dengan kemenangan

Istana Indrapura Riau, November 2015


0 comments:

Post a Comment