Dua
Hati
Pemandangan di sepanjang jalan menuju stasiun Notre Dame berubah menguning dan indah. Semua daun–daun berguguran berjatuhan disekitar public garden yang lumayan sepi. Pepohonan mulai berwarna kekuningan dan burung-burung bagaikan sebuah pesta layang-layang mengisi langit bertebaran melintasi awan mengepakan sayapnya untuk berimigrasi ke daerah panas. Musim gugur di Prancis ((L'automne) di mulai sekitar bulan September, Oktober, hingga November dengan suhu rata2 15°C hingga mencapai 4°C.
Memasuki pertengahan bulan oktober, warna dari batang pohon semakin menua. Lembaran daun yang menguning, mulai melepaskan dirinya dari ranting, berjatuhan, berserakan, menumpuk tebal, terasa empuk saat badan direbahkan di atasnya. Udara pun semakin mengigit kulit.
Pemandangan kota-kota di Perancis saat musim gugur terlihat bernuansa Orange dan penuh daun-daun kering yang sudah gugur dari pohon-pohon disepanjang jalan. Pemandangan kota seperti ini banyak dimanfaatkan orang-orang untuk berjalan-jalan ditaman untuk menikmati suasana dan musim gugur sering kali disebut musim yang romantis. Namun tidak bagi Radya.
Di ujung stasiun Notre Dame, Radya merapatkan sweaternya, tiupan angin yang agak kencang membelai rambut ikalnya yang panjang.
Aku
menyerah! sekuat apapun keinginanku dipertemukan dengan lelaki yang membuatku
jatuh cinta dan dia dapat membuatku merasa istimewa sepertinya akan berakhi, aku lelah, nyerah.
Semua pertemuan dan perpisahan bagikuadalah scenario Tuhan , aku sangat ingin
meninggalkan kota ini , kota pusat mode dunai yang damai tapi sepi, aku merasa
sendiri ditengah keramaian.
Lelaki
yang kuanggap akan menikahiku meninggalkanku begitu saja, kadang aku mengapa
harus kuliah S2, jauh-jauh ke negeri Napoleon Bonaparte ini, membuat jarak
antara aku dan Mahesa begitu jauh. Wanita-wanita yang menyukainya semakin
dekat dengannya,
sebagai
seorang photographer professional sebuah majalah mode Indonesia, mahe begitulah
panggilanku padanya, dikelilingi banyak model-model cantik, mulai dari yang
manis, putih, oriental, indo, western face,
semua lengkap.
Radya
masih ingat kenangan manis dengan mereka setahun yang lalu, Mahesa selalu
mengagumi desain hasil karyanya dna mentraktirnya makan siang, dengan
mengabaikan beberapa sesi pemotretan agar bisa menemaninya, benar-benar kisah
persahabatan yang berujung kisah cinta.
**
Masih
pagi, ruangan kerja dengan kubikel berwarna cerah masih banyak yang kosong,
lantai 25 gedung SCBD, ruangan ini akan
ramai sebentar lagi, dipenuhi anak-anak muda kreatif yang sibuk mengejar
deadline, semua pekerja seni di sebuah majalah mode terbesar di ibukota.
Sesekali
cleaning service lalu lalalng mengepel lantai, meja kerja radya di kubikel
tengah, disampingnya mahesa sedang memperhatikan desain hasil scetchnya.
“
aku suka desain kamu, perpaduan cita rasa
east dan west”
“
terimakasih Mahe, aku masih belajar kok”
“
ya tenun dan ulos ini menjadi elegan di tanganmu, dipadu outertetap anggun:
“kamu
punya selera fashion yang oke juga”
“yah
begitulah, aku sudah sepuluh tahun di dunia mode, aku tahu betul
perkembangannyabukan maksutku mengaggap kamu junior, or anak kemarin sore”
“
huuuh siap apula yang mikir seperti itu, air laut asin sendiri” Radya
memonyongkan mulutnya kedepan tanpa melepaskaN pandangannya dari scetch
lembaran kertas putih di hadapannya, kalua sudah begini , radya adalah gadis
yang super cuek di dunia, mungkim dia khawatir inspirasi yang dia dapatkan
terbang begitu saja, hanya gara-gara ejekan lelaki didepannya itu, ya lelaki
yang baginya komplet seperti nasi goreng special.
“
hei kamu cantik banget, monyong gitu” tiba-tiba blitz kamera Nikon menyilaukan
wajahnya. Mahesa secepat kilat mengambil photonya,
“
Duh Mahe, kamu nakal banget sih, ayo delete
dong, gak worth it banget ngambil momentnya’
“
gak bagiku ini photo kamu yang paling cantik, semua model agency ini kalah deh,
terimakasih ya;
Muka
Radya merah padam antara bahagia dan kesalnamun begitulah Mahe selalu bisa
mencairkan keadaan dan hadir di sela-sela kesibukannya dan paling tahu mengirimkan sepotong bahagia
di hatinya.
“
aduh mahe, kalau aku cantik, sudah ada lelaki istimewa bersamaku dab mungkin
kiddos yang lucu-lucu”
“
haha..haha kamu tuh mengkhayal melulu, charming prince, kiddos twins, padahal
disekitarmu banyak Pangeran yang keren, kadang panegran itu tak harus tampan
dan dan menunggangi kuda putih lho?
Kadang pangeranmu itu super cuek dan bisa gak mandi seharian , tapi dia tuh
perhatian sama kamu.
“
aiih sudah ah, lagi malas berdebat nih, judulnya sekarang lagi ngejar deadline,
begitu pangeran Mahesa Puja Kesumanegara, sana gih jangan ganggu melulu”
“oke,,oke
tuan putri Radya Anggita sari yang cantik dan seksi dengan bibisr monyongnya,
selamat berkarya untuk negeri ya, hamba pamit undur diri” Mahesa meletakkan
tangannya di dada seraya menunduk hormat
dan berlalu sambil mencolek hidung radya yang bangir
“Huh
dasar, pergi..pergi jauh sana, namun
jauh dalam hati radya begitu damai dan bahagiadalam momen-momen kecil mereka
yang mengalir apa adanya.
Radya
meletakkan pensilnya memandang ke meja gambarnya, photonya dengan Mahesa di
sebuah acara gathering media, Radya mengenakan gaun kebaya dengan kemeja batik
sambil beraksi dengan meletakkan kedua tangannya bergaya menyerupai telinga
kelimci, lucu dan manis sekali, Mereka seperti sahabat sejati, namun radya tahu
hubungan mereka sebatas sahabat, titik, tidak lebih dari itu, Radya takut
terlalu mengharap dan sakit hati, bertepuk sebelah tangan, toh menjadi sahabat
Mahesa sudah satu anugrah baginya, mengisi hari-harinya.
**
Radya
masih focus dengan karya-karyanya, kelak jika fashion show perdanyan berhasil sukses, Radya akan
mendapat rekomendasi S2 ke Paris dari kantor, dan Radya tahu betul impiannya
dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Paris, negeri mode dunai,
tapi radya tahu betul “ No pain No gain” semua impian akan berhasil jika membayarnya dengan kerja keras,
radya memegang betul ungkapan bijak
tersebut.
**
Sudah
hari kelima, radya tidak bertemu dengan Mahesa, entah kemana laki-laki itu,
mungkin tugas luar kota atau luar negeri , gadis tersebut merapatkan sweaternya
dia merasa agak demam karena semalaman begadang di studio, saat seperti ini dia
selalu ingin minum the lemon tea hangat dan Mahesa yang selalu bersedia
membuatkannya. Dia melihat kubikel Meja kerja Mahesa paling suut, kelihatan
kosong melompong, biasanya sosok itu duduk takzim di depanPC nya memindahkan
semua photo hasil jepretannya Radya.
Disebelahnya
ada Angga sahabat dekat radya sibuk memilih-milih photo untuk diterbitkan di
media untuk edisi valentine di bualn februari,
“
ga.. Mahesa kemana ya, sudha gak kelihatan seminggu?”
“hmmm,
masa sih gadisnya tidak di khabarin, dia kan lagi di Moroko, ambil shoot
disana, wah kangen ya?”
“
duh nanya doing kali, anyway makasih ya infonya ga”
“
ok nona desainer”
Radya
terduduk lesu di mejanya, tak semangat melanjutkan lembaran sketsanya, apa
Mahesa sudah melupakannya dan sedang bersenang-senang di negeri orang”
Mahesa
memang sosok cowok yang suka moody dan pelupa, itulah yang membuat radya kadang
merasa dicuekin, tiba-tiba ponselnya berbunyi
Di
layar ponselnya tertera Unidentified number
Siapa
gerangan bathin radya, namun dia tak gubris, mungkin saja salah sambung
pikirnya. Dan meneruskan sketch gambarnya, lalu dia terpikir untuk membuka akun
Facebook Mahesa.
Sejenak
lagu fathin terdengar mengalun dari ponselnya
Ada banyak cara Tuhan menghadirkan
cinta
Mungkin engkau adalah salah satunya
Namun engkau datang di saat yang tidak tepat
Cintaku tlah dimiliki
Mungkin engkau adalah salah satunya
Namun engkau datang di saat yang tidak tepat
Cintaku tlah dimiliki
Dan
dia lihat panggilan tak terjawab, hanya miskol saja.Entah siapa yang mencoba
menghubunginya beberapa kali akhir-akhir ini, saat diangkat, hanya terdengar
suara diam yang panjang disana.
Di
akun Mahesa, ada album Maroko for lovely
moment, disana wajahnya terlihat bahagia dan tertawa leaps dengan
model-model yang mesra merangkul bahunya dengan latar gedung dengan ornament
berukir berwarna kecoklatan, pemandangan yang indah namun membuat hati radya
terbakar cemburu.
Bagaimana
mungkin radya merasa begitu bodoh, memikirkan lelaki tersebut, bayangannya
ngontrak tanpa membayar uang sewa dikepalanya, namun lelaki itu seperti
melupakannya, meskipun hungun mereka sebatas sahabat namun radya terlanjur
berharap banya pada Mahesa.
**
“
Radya sorry , ini ada titipan dari angga, aku baru ingat kemarin letak di
laciku”
“
makasih angga, sebuah surat dengan amplop putih bertuliskan” buat tuan
puteriku, radya”
Radya
tersenyum tipis, masih belum bisa menahan rasa cemburunya”
“ radya ,
aku berangkat esok ya, ke Moroko tepatnya kota marakes, mungkin aku
bakal sibuk seharian ambil pemotretan, maaf kalau aku tak bisa ngabarin kamu,
sepulang dari Moroko, aku mau bicara penting, empat mata denganmu, jika kamu
berkenan, radya…aku sayang kamu, take
care”
Mahesa
Glek,
bagai disambar petir, terkejut, bahagia dan haru radya membaca tulisan tangan
Mahesa, namun apa yang akan disampaikan mahesa membuat Radya penasaran dan tak
sabar menunggu kepulangan lelaki itu.
Entah
perasaan apa yang tiba-tiba hadir dalam hati radya m ada rasa rindu yang
menusuk, dia melihat photo jepretan radya di dalam amplop, dibelakang photo
tersebut tertulis, radya.. kamu puteri
idaman, cantik dan akan selau cantik di hatiku.
photo
Mahesa seminggu yang lalu sebelum keberangkatannya.
Namun
semua berjalan apa adanya, tak ada yang perlu diburu, apakah Mahesa ingin menyampaikan perasaanya pada
radya atau tidak? Apakah merak akan menyatu menjadi sepasang kekasih, biar
Tuhan yang menjawabnya.
Love will find the way, do not catch to
hard for something that will given to you as a gift..
**
Hp nya berdering lagi
“ halo Radya, apa khabar?
Sepertinya radya mengenali suara itu
“ sudah lupa ya sama aku, aku Hafez”
“ ha,, hai Hafez, apa khabar?’
“ baik , maaf aku lancing nelpon kamu, aku dapat
nomer hp kamu dari teman organisasi persatuan mahasiswa, gimana kuliahmu lancar
kan?’
“ yup begitulah, sebentar lagi libur summer”
“ kamu tak pulang ke Indonesia, aku kaget mahesa
sudah nikah ya, kukira sama kamu , rupanya dengan seorang model ya”
Dada radya begitu sesak mendengarnya, sesekali
dia menggigit bibirnya merasa kalah, karena Hafez sudah lama menyukainya ,
namun entah mengapa dia lebih memilih mahesa teman sekantornya dari pada Hafez
sahabat masa kecilnya hingga SMU mereka berpisah
“ hmm, tak usah bicara soal Mahesa, dia sudah
masa lalu, zaman sekarang susah menemukan lelaki yang setia, bukan?”
“ wah , saya gak mau disamain tuh, radaya semua
kisah perjalanan hidup manusia selalu menitipkan pesan hikmah di dalamnya, kamu
mungkin belum berjodoh bersamanya, namun berjodoh dengan kuliah master dulu,
setelah itu siapa tahu ada seseorang yang sudah lama jatuh hati padamu dan
melamarmu, tapi semua terserah kamu radya”
“ wah kamu gak berubah hafez, ngomongnya masih
filosofis dan berat banget”
Mereka tertawa bersamaan, begitu renyah di ujung
telepon.
“ wah aku kangen tawamu ini, membuat dunia
berbeda, ceria dan indah”
“ makasih Hafez, bukankah tawa adalah jarak yang paling dekat diantara
dua insan bukan?
“ wah pintar kamu ya, sudah mulai bicara berat
banget”
“ ya, berat tapi kamu ngerti nbukan”
“ okeh deh, so ada acara malam ini radya, aku
mau mengundangmu launching buku ku”
“waaah, undangan yang sangat manis, selamat ya,
kamu memang berbakat jadi penulis”
“ dimana acaranya”
“ di pusat budaya, aku jemput kamu ya?”
Tiba-tiba Hp Hafez berdering dan lrik nadanya
terdengar syahdu
Inilah akhirnya harus ku akhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun kutahu cintamu lebih besar darinya
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun kutahu cintamu lebih besar darinya
“
sebentar radya, aku nerima hp yang satunya.
Dada Radya berdetak kencang, nada dering Hp
Hafez sama dengan nada dering HP nya, suatu kebetulan yang aneh, merak memang
banyak persamaan, melankolis dna romantic, namun Radya mengabaikan Hafez yang
menyukainya sekian lama saat menganal Mahesa yang lebih cuek dan unpredictable.
“
hai, halo radya, kamu masih disana”
“
ya Hafez, gimana tadi”
“
Maaf telpon dari Ibu, beliau nanya khabar sudah seminggu saya lupa nelpon
beliau, ada salam dari bunda untukmu”
“
oh ya, salam balik buat bundamu Hafez, he much proud of you”
“ she also proud of you if one day you
could be my wife?’
“
apaa??hafez?’
“
no.. no just kidding”
“ sudah ya kalau begitu?”
“
sudah gimana, tadi kamu belum respon undanganku, sudikah?’
“
hhmmm”
“
dasar puteri malu”
“
heheh, kamu masih ingat panggilan kecilku”
“
aku sellau mengingatmu tuan puteri”
“apaa,
dasar pangeran kodok”
“
apa? “tak jewer kupingmu nanti ya”
Keduanya
tertawa renyah diujung telpon
Dan
tawa adalah jarak terdekat dan pintu yang terbuka anata dua hati yang mencoba
mencari jalan rasa menemukan cinta dan arti setia.
**
Kini musim semi tiba. Save the Eiffel
for summer! Begitu ungkapan bahagia orang prancis menyambut musim semi di
Eiffel, dan saatnya menikmati festival
layang-layang di tepi pantai Opal Coast, Radya dan Hafez Nampak bahagia, Hafez
menggenggam tangan radya mencoba menaikkan laying-layang meraka agar terbang
jauh, tinggi dan menari di angkasa. Dua hati akhirnya bersama
dan memilih setia.
0 comments:
Post a Comment