Tuesday, January 19, 2016

Ketika Menunggu Menjadi Inspirasi tak terbatas # Waiting is Inspiring for single women 30 Up,



Ketika Menunggu Menjadi Inspirasi tak terbatas
# Waiting is Inspiring for single women 30 Up,


 Ilustrasi artikel : Jalan menuju istana siak, Pekanbaru. doc. edrida Pulungan


Lumrahnya, di seluruh daerah di Indonesia, menjadi perempuan di usia siatas 30 tahun dan masih saja sendiri dan belum menikah, akan menjadi omongan orang.  Bahkan orangtua cenderung mendesak atau terkadang intervensi dalam perjodohan, ada yang sukses dan ada juga yang gagal meninggalkan luka. Kondisi  yang berbeda dengan perempuan yang tinggal di kota besar, masyarakat modern lebih paham kondisi perempuan tersebut dan lebih demokratis.

Meskipun dalam ajaran agama menikah harus disegerakan karena ada nilai ibadah dan kebaikan. Namun tidak semua perempuan beruntung mendapatkan calon pendamping hidup yang menjadi imam dan kaptennya dalam berlayar tepat waktu, karena menikah juga bukan lomba lari dan perlu kehati-hatian meniti, Mengingat berdasarkan data kementerian agama tahun 2015 tingkat perceraian pada keluarga muda dibawah lima tahun sangat rentan. Menikah adalah membangun peradaban menuju kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat kelak.

Lalu bagaimana kondisi perempuan single menyikapi  dirinya ketika terjadi pada kondisi  seperti paragraph awal yang saya sebut diatas. Jika perempuan yang dimaksut memiliki jiwa besar dan bisa menjawab secara diplomatis, kritis dan cerdas tentang pertanyaaan ” Kapan Menikah”? Maka hal tersebut tidak akan menjadi masalah dan membuat tersinggung dengan pertanyaan yang super menyinggung perasaan wanita kareana ada aroma negatif di balik pertanyaan itu seperti tidak laku, milih-milih dan tidak ingat umur dan sebagainya

Namun sisi menarik dari kondisi tersebut, bagi perempuan yang belum menikah diusia kepala tiga bisa dijadikan ” Tipping Point” meminjam judul bukunya  yang cukup best seller dari Buku pertama Malcolm Gladwell yakni keadaan saat ajaib ketika sesuatu yang dianggap sebagai persoalan diubah menjadi kondisi posif dan penuh peluang meskipun buku ini lebih berkonsep bisnis, manajemen dan tren dalam implementasinya, namun dengan imajinasi dan sikap positif kondisi single memiliki sisi tipping point juga

Kenapa bisa demikian?

Beberapa perempuan yang belum menikah bisa melihat sisi positif dirinya dan membangun kepribadiannya dengan baik, karena penantiannya akan menghadirkan inspirasi. Bagaimana tidak selama perempuan tersebut masih sendiri dia bisa membekali dirinya dengan menimba ilmu untuk masa depan keluarganya kelakm dimana dia akan jadi ibu dan guru bagi anak-anaknya. Dia juga bisa jadi teman diskusi dan penasihat merangkap konsultan tak berbayar untuk suaminya. Bahkan perempuan tersebut juga bisa menggali pengalaman dan mencoba berbagai bisnis seperti wirausaha karena kelak jika dia sudah berkeluarga dia bisa membantu perekonomian kelaurganya jika dibutuhkan, karena resiso seorang wanita yang berkeluarga adalah cerai hidup ( suami menikah lagi) atau cerai mati (suami wafat) jadi dia bisa bertahan untuk masa depannya. Bukan hanya itu perempuan yang belum berkeluarga juga bisa berbakti pada orangtuanya dengan memberangkatkan haji atau umroh dari penghasilannya sendiri atau menemani dan merawat orangtuanya yang masih hidup atau sedang sakit


Apalagi? Masih banyak seorang perempuan yang belum menikah juga punya waktu untuk melakukan aktivitas sosial membantu masyarakat di bidang pendidikan, budaya, politik, sosial dan lain-lain. Saya akan tuliskan beberapa profil perempuan single yang bisa bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat serta negara dalam artikel saya berikutnya.



Dan diatas semua contoh tersebut diatas, perempuan tersebut akan tertempa menjadi pribadi yang dewasa, cerdas dan bijaksana jika dia bisa mengendalikan dirinya dalam kesendiriannya. Energinya yang lama dalam penantian akan bisa dikonversi menjadi energi kesetiaan ketika dia menikah kelak, karena dia sudah melewati banyak kondisi dan pengalaman hingga akhirnya pada waktu yang tepat dia menemukan pasangan hidupnya dengan izinNya.

Jadi sejatinya setiap perempuan adalah mata air kehidupan, apapun kondisinya dia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi manfaat dan menjadi agen kebaikan, kebermanfaatan, kemaslahatan dan kesejahteraan untuk sekitarnya, karena ketika hujatan, sindiran. fitnah, cibiran dan bully menerpa maka kembali berpikir positif. Usia manusia terlalu singkat  untuk  berdiam diri dan bimgung akan keberadaanya, Tampung semua kecewa, sakit hati dan keminderan yang sempat terlintas, jadilah perempuan yang bermanfaaat dan berjiwa besar. Bukankah perempuan yang berjiwa besar di tenun olehNya untuk berdampingan dengan lelaki yang berimpian besar kelak. Menunggu adalah inspirasi tak terbatas. Tersenyumlah untuk dirimu, untuk dunia dan untukNya yang telah mempersiapkan rencana terindahNya untukmu. So waiting is inspiring is it?




* Edrida Azhari Pulungan, seorang pembelajar sejati, kuliah di 4 universitas negeri hingga dia mengoleksi jaket almamater warna-warni, kuning, hijau, oaranye dan biru,  dengan menyelesaikan sarjana rangkap di bulan kelahirannya dan magister rangkap yang kedua di ibukota jakarta ,  Penulis 22 Buku diantaranya ”Diatas langit Eropa melamarmu”, memenangkan Poetry Slam Gothe Institute, Jerman serta Buku ”Sang Aaka Merah Putih sampaikan cintaku padanya” memenangkan lomba cerpen nasional penerbit Puspa Populer dan bllogger yang beruntung diundang Presiden Jokowi ke Istana negara pada 12  Desember 2015, dan pernah bekerja sebagai tim trainer di Darwin Nother Territory Training, Australia di bidang Communication Skills, Australia dan sekarang aktif di dunia public speaking dan creative writing dan community development sehari-hari bekerja sebagai humas di parlemen. Blognya di edpulungan.blogspot.com dan edridapulungan1@gmail.com

1 comments: