Friday, January 8, 2016

Surat Cinta Ibu dan Seribu Puisi yang tak Pernah dibaca Bapak

22 November
ini pengalaman pertamaku masuk asrama perawat. Bapak akhirnya bisa menjual 5 karung beras ke kilang padi dan bisa untuk biaya pendaftaranku sekolah, Aku lulus sementara Tami, Laila dan maryam tidak lulus. Tami akan menikah karena sudah dilamar, Laila meneruskan usaha kue ibunya dan Maryam akan ikut kakaknya merantau ke jakarta. Namun setiap orang punya nasib beda-beda. Aku harus tetap semangat sekolah hingga aku lulus jadi perawat. Aku adalah anak kelima dari sembilan bersaudara. Entah mengapa cita-citaku jadi guru tidak kesampaian. Tapi untung aku lulus SPK, sekolah perawat. Dahnia Rahmania namaku tertulis di depan buku diariku dengan tulis tali yang indah

25 November

Begini rasanya menunggui pasien, jaga malam, Stamina harus kuat dan pasienku adalah seorang Bapak yang baru operrasi, dokter baru memeriksa tensinya tadi sore. Kalau sudah begini aku biasanya menulis di buku jurnal daftar pasien dan perkembangannya. lalu aku mulai menulis puisi di buku diariku warna merah jambu. Puisi adalah oase yang mendamaikan jiwaku,  ditengah kesibukan dan rutinitasku di rumah sakit. kadang banyak sekali keluarga pasien yang sedikit cerewet dan suka komplain,padahal sebagai alon perawat , saya  menjaga dan mengurus pasien dengan keikhlasan saya. Apalagi saya perempuan dari daerah yang diajarka untuk berbuat baik dan bersikap lemah lembut pada setiap orang. 

Malam kadang  mengirimkan bintang kejora
namun apakah sinarnya menembus jiwa yang kelam
Kadang aku rindu cahayanya memberiku terang
dan mendekapku dalam pelukan malam
Siapakah yang bisa memetik satu bintang untukku

RS kemala, 25 November

" Dahnia, buruan absen tanda tangan, kita bisa pulang kata dokter, sekalian kita ke asrama mandi, ada pemutaran flm di lapangan malam ini, lumayan ada hiburan, yuk segera" Ratna datang dari balik pintu dengan semangat
" iya ratna yang manis, aku beres beres dulu ya"
" hmm siap bu perawat yang puitis, selalu menulis puisi, untuk siapakah semua puisimu yang indah ini"



22 November 
Hari yang melelahkan, aku harus kembali lagi  kedaerah tandus itu. daerah transmigrasi yang baru di buka Pemerintah, sehingga perlu adanya pemutaran film sosialisasi Pemerintah Fim malam ini yang akan diputar adalah film " Rencana Keluarga Bahagia dengan KB" wah pasti yang datang kelapangan adalah para Bapak-bapak dan ibu-ibu yang haus hiburan, apalagi batu Ya" , kata Pak Zulham padaku tadi. Aku hanya bisa meniyakan padahal sebagai seorang bujangan aku ingin istirahat sejenak dan nonton film juga tapi bukan layar tancap, di bioskop dong, siapa tahu ketemu dengan perempuan manis yang bisa dijadikan istri, Baikalah aku harus mandi dulu, jika tidak, Faisal dan Jaka pasti ngomel-ngomel dengan aroma tubuhku yang super maskulin :) 

25 November
Baju baru digosok dn masih wangi, hmm , seumur umur aku paling malas nyetrika, kalau bukan karena baju harus rapi sebagai pegawai muda, sekian lama jadi santri yang rajjin waktu di pondok, kadang-kadang ingin menjadi manusia bebas, hehehe. coba jika aku punya calon istri pasti ada yang nyetrika bajuku,hehehe, indahnya dimiliki :)

" Buruan Pak Zahri, ini sudah jam 7, masyarakat sudah banyak berkumpul di alapangan< wah masa bos besar belum siap. jangan sampai parpum nya habis satu botol
" huss, sembarangan kalin, yuk berangkat, kamu yang nyetir mobil ya, roll film sudah siap kan"
"Siap Pak Zahri, boss kece abad 18" Ujar Faisal
" bisa aja kalian" 
" yuk cabut


Suasana yang ramai, ada yang jual rokok, aneka makanan seperti jagung dan kacang rebus, ada yang jual mainan mobil-mobilan anak-anak, ada juga yang jual minuman botol. masyarakat tumpah ruah , dan ada juga pasangan muda-mudi yang pacaran. Saat film di tayangkan semua senang dan terhibur, mecki terkadang film nya itupitu aja






Hanya satu kata yang akan kubawa
menemuimu" setia"
Tulisan singkat yang memikat hati
Aku terus membaca buku- buku tua peninggalan Ibu, terselip surat cinta dan empat bait puisi,.aku tersenyum
Jangan jangan aku memiliki seorang Ibu pujangga,lalu kenapa dia menikah dengan seorang santri sederhana seperti Bapak?
Bapakmu cerdas,bijaksana dan luas pergaulannya, tapi dia pula yg mengajarkan ibu memasak"





Inspirasi " Kesetiaan itu langka,hanya milik mereka yg mengerti memaknai cinta, rasa tidak diobral,tapi sesuatu yg sakral"

0 comments:

Post a Comment