Monday, March 16, 2020

Berkunjung ke garut sebagai destinasi wisata alam serta daerah wisata potret toleransi bangsa



Saya mendapatkan undangan untuk menghadiri acara Perempuan Puisi Indonesia. Kota perdana yang didatangi adalah garut, yang sering disebut Paris Van Swiss. Saya awalnya akan menghadiri acara global woamn leader di Selangor Malaysia namun akhirnya ditunda karena visrus covid 19, namun tetap semangat bersua penyair perempuan yang hebat-hebat dan punya semangat. Saya di japri kak Kunni via whats up untuk transfer 350 ribu untuk kaos , penginapan dan lain-lain, sekalian ya pesan traveloka dan bayar 140 ribu tiket PP dan alhamdulillah semua beres, tinggal berkemas malamnya 


Saya dapatnya tiket pagi jam 9 lewat Stasiun Senen, naik Serayu. awalnya saya mengincar yang pergi malam, namun tiketnya sudah habis, padahal di sistem masih ada, namun saya eminikmati solo travel saya, Meskipun awalnya diragukan oleh teman karena HP saya ketinggalan, akan susah komunikasinya sesampa di satsiumn, karena akan di jemput teman saya. mbak Ratna, Namun Allah swt sellau punya kejutan, Hp saya yang jadul dan sudah pernah jatuh di parit " xiomi Biru" jadi penyelamat , meskipun kartunya tak ada, tapi bisa terhubung dengan jaringan Wi Fi, dan lebih menyenangkan lagi saya bersua dengan anak muda Papua yang akan ke Cilacap yang dengan senang hati meminjamkan chargernya, meskipun lama banget ngisinya, tapi bisalah memberitahukan posisi saya dimana, yakni gerbong tiga, semnetara Ummi Rissa ada di gerbong 6, sungguh perjalanan yang penuh kepasrahan. Saya baru tahu setelah ngobrol dengan Rendi Kendy yang mengatakan dia adalah paskibra di sekolah dan sekarang sekolah di akmil pelayaran dan merantau, dia bilang banyak temannya anak Papua masih belum berpikir luas, karena masih banyak yang suka mabuk-mabukan dan boros, disanalah Rendy menanamkan cita-citanya untuk masa depan



Gambar 1 : bersua Ummi Rissa penyair perempuan dari Bekasi setelah sampai di stasiun Garut kami disambut rinai hujan , ucapan selamat datang dari alam doc. edrida


Oh ya saat menuju Garut, saya menikmati perjalanan, aneka sawah yang menghijau dan menguning, ada juga terowogan yang agak panjang dan gelap yang kami lewati, kata salah satu penumpang itu kereta yang di bangun zaman Belanda, mulai dari membawa semua bberapa buku karya saya di tas jinjing

kebetulan ada dua anak perempuan di depan saya yang langsung duduk sambil meletakkan tasnya di atas sambil duduk dan salah satunya nyeletuk " wah bakal boring, gak ada buku buat di baca" lalu sahut temannya " iya yah, tapi ini kita bener ya di gerbong 3 A" dengan pede melihat saya seolah saya salah tempat duduk, rupanya mereka yang salah " maaf bu kami yang salah tempat duduk", sambil panik setiap ada penumpang yang masuk hehehe, tapi untunglah sempat ngobrol banyak


Berikut aneka photo yang saya abadikan 


Gambar 2 : selamat pagi Garut, bangun pagi dengan semanagat menikmati danau di depen penginapan dengan kratau yang berbunga satu-satu, penginapannya bernama " rumah bambu" yang dibangun oleh Pak Kuswandi doc. edrida



Gambar 3 : berfoto bersama puteri pertama kak Devie Matahari  yang kuliah di IPB jurusan Fisika, senang rasanya bersua gadis peranakan aceh dan medan ini doc. edrida



Gambar 3 : Bersama naik rakit menuju kampung Pulo sekitar 15 menit, sebagai desa adat yang menyimpan banyak warisan tak benda seperti rumah adat kampung pulo, makam syech Raden Arif Mahmud, juga candi cangkuang doc. bang Gober





Gambar 4 : selamat p datang di kampung Pulo, sebagai desa adat yang menyimpan banyak warisan tak benda seperti rumah adat kampung pulo, makam syech Raden Arif Mahmud, juga candi cangkuang doc. bang Gober



Gambar 5 : Berphoto bersama dengan para penyair perempuan serta p[emilik rumah dan mas Zaki pemandu museum dari dinas pariwisata dan budaya Jawa barta serta juru kunci makam Syech Arief Muhammad di teras depan rumah adat kampung Pulo, sebagai desa adat yang menyimpan banyak warisan tak benda seperti rumah adat kampung pulo, makam syech Raden Arif Mahmud, juga candi cangkuang doc. bang Gober




Gambar 5 : Berphoto bersama dengan para penyair perempuan di rumah adat kampung Pulo, sebagai desa adat yang menyimpan banyak warisan tak benda seperti rumah adat kampung pulo, makam syech Raden Arif Mahmud, juga candi cangkuang doc. bang Gober



Gambar 6 : lukisan dari syech Raden Arif Mahmud, juga candi cangkuang doc. bang Gober



 Gambar 7 : Berfoto di depan situs cangkuang doc. bang Gober yang berisi dokumen sejarah    situs cangkuang bersidri




Gambar 8 : Inilah penyair perempuan yang gemar belanja produk lokal garut, saya beli sepatu kulit buang bang abdu serta sarung tangan kulit warna coklat dan merah . ada kak Devie Matahari, Mbak Rini Intama, Santayana dan mbak Oky doc. Mbak Oky




Gambar 9 : belanja produk lokal garut,  bersama Bang Sutardji Calzoum Bahri, sama sama pakai wana hijau, topi bang tardji warna hijau sedangkan saya berkerudung hijau saya  dapat waktu di Iran, saya beli sepatu kulit buat bang abdu serta sarung tangan kulit coklat dan merah. doc. Mbak Oky




Gambar 4 : Berphoto sama Pak Kuswandi pemilik penginapan bernama " rumah bambu" yang dibangun oleh Pak Kuswandi karena kecintaanya terhadap adat sunda bahkan mengoleksi puisi sunda dari ajib rosidi doc. edrida



Gambar 5 : Berphoto  brsama para penyair perempuan, Kak Hening wicara, penulis, bunda Ummi Rissa dan Kak Devie Matahari sambil menikmati kopi di ruang kereta  Masinis dan kapten serasa menjadi noni noni zaman belanda doc. edrida



Gambar 6 : ngobrol inspiratif sambil bercanda bersama para penyair perempuan, kak Hening wicara, penulis, bunda Ummi Rissa dan Kak Devie Matahari sambil menikmati kopi di ruang kereta  Masinis dan kapten serasa menjadi noni noni zaman belanda doc. edrida







Gambar 7 : Photo bersama penulis bergaya swag bersama para penyair perempuan, kak Hening Wicara,  Mbak Ratna, Mbak Rini Intama, Ummi Rissa dan Kak Devie Matahari di depan rel kereta stasiun leles doc. edrida



Gambar 8 : Photo bersama penyair perempuan, di depan rel kereta stasiun leles kak Hening Wicara, yang sekarang tinggal di Pekan Baru dan bekerja di Pertamina doc. edrida



Gambar 9 : Photo bersama penyair perempuan, kak Hening Wicara  di depan rel kereta stasiun Leles saling mnegutakan, saling dukung untuk berkarya. doc. edrida





1 comments:


  1. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.biz ^_$
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    ReplyDelete