Monday, January 25, 2016

[Fiksi] Meminang Waktu


                                                                Sketsa oleh Edmalia



Aku masih ingat hari itu hari yang paling bersejarah untukku. Bulan april yang bergemuruh sekaligus hening di hatiku. Bergemuruh karena hari wisudaku mendekati tanggal 25 di hari lahirku, dan hening karena aku akan wisuda di dua universitas negeri yang berbeda di bulan yang sakral tanpa kehadiran Bapak sang motivatorku. Rasanya ada yang hilang. Namun hidup harus terus berjalan.


Jam 13.00 wib . aku bolak-nalik jurusan untuk minta bebrapa surat pengesahan dari kampus dan formulir pendaftaran wisuda. di kampus Fakultas Ekonomi itu kampus yang membuatku belajar tentang ilmu manajemen dan dosen-dosen pakar ekonomi mikro dan mikro tidak membuatku punya sense ilmu bisnis namun mebuatku " terampil" membagi waktu mengumpulkan tugas, menjumpai dosen dan mengatur jadwal diskusi kelompok. Hanya itu. namun butuh keterempilan :) tapi sunguh bolak-balik kampus dua sampai tiga kali bukanlah hal yang gampang butuh stamina dan kesadaran, inilah dinamika kuliah rangkap di dua universitas 


Jam 15.00 wib. Aku menuju Fakultas Bahasa dan Seni. aku melangkah dan berlaru kecil agak cepat menuju lantai 2 menjumpai dosen waliku, bu Masitowarni beliau sabar dan baik, akhirnya aku dapat tanda tangan pengesahan skripsi dari beliau dan tinggal dijilid, aku terharu dan mengucap terimakasih. Denting suara piano mengalun indah dan angin berhembus sepoi, kampus yang penuh romansa karena anak seni musik sedang latihan musik, senang rasanya merasakan warna-warni kehidupan kampus. Dan tibalah namaku disebut di prosesi widu tanggal 13 april wisuda di FBS Unimed dan 24 April wisuda di USU dan keseokannya tanggal 25 april hari lahirku, aku menangis dan terharu menyaksikan ahabat-sahabat setia Bapak yang kuundang dalam acara syukuranku. Andai aku bisa meminang waktu, maka ingin sekali Tuhan meminjamkan Bapak untuk hadir sebentar dan mendampingiku di bumi, Namun aku yakin beliau sudah tersenyum dan bahagia disana, menyaksikan anaknya menunaikan amanah yang tak akan pernah usai namun menjadi perjalanan sejarah karena puteri kecilnya sudah jadi sarjana. Namun apakah waktu rela dipinang untuk merayakan rasa kebahagian yang tertahan?


Kado kecil, tulisan sederhana untuk  Pesta Fiksi #25Januari – Waktu Yang Mencengkeram

1 comments:

  1. waktu rela diapain aja, kok ... asal kita bisa mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya ... :)

    ReplyDelete