Friday, January 3, 2014

Dua Hati



Dua Hati



Pemandangan di sepanjang jalan menuju stasiun Notre Dame berubah menguning  dan indah. Semua daun–daun berguguran berjatuhan disekitar public garden yang lumayan sepi. Pepohonan mulai berwarna kekuningan dan burung-burung bagaikan sebuah pesta layang-layang mengisi langit bertebaran melintasi awan mengepakan sayapnya untuk berimigrasi ke daerah panas. Musim gugur di Prancis ((L'automne)  di mulai sekitar bulan September, Oktober, hingga November dengan suhu rata2 15°C hingga mencapai 4°C.
Memasuki pertengahan bulan oktober, warna dari batang pohon semakin menua. Lembaran daun yang menguning, mulai melepaskan dirinya dari ranting, berjatuhan, berserakan, menumpuk tebal, terasa empuk saat badan direbahkan di atasnya. Udara pun semakin mengigit kulit.
Pemandangan kota-kota di Perancis saat musim gugur terlihat bernuansa Orange dan penuh daun-daun kering yang sudah gugur dari pohon-pohon disepanjang jalan. Pemandangan kota seperti ini banyak dimanfaatkan orang-orang untuk berjalan-jalan ditaman untuk menikmati suasana dan musim gugur sering kali disebut musim yang romantis. Namun tidak bagi Radya.
Di ujung stasiun Notre Dame, Radya merapatkan sweaternya, tiupan angin yang agak kencang membelai rambut ikalnya yang panjang.
Aku menyerah! sekuat apapun keinginanku dipertemukan dengan lelaki yang membuatku jatuh cinta dan dia dapat membuatku merasa istimewa  sepertinya akan berakhi, aku lelah, nyerah. Semua pertemuan dan perpisahan bagikuadalah scenario Tuhan , aku sangat ingin meninggalkan kota ini , kota pusat mode dunai yang damai tapi sepi, aku merasa sendiri ditengah keramaian.

Lelaki yang kuanggap akan menikahiku meninggalkanku begitu saja, kadang aku mengapa harus kuliah S2, jauh-jauh ke negeri Napoleon Bonaparte ini, membuat jarak antara aku dan Mahesa begitu jauh. Wanita-wanita yang menyukainya semakin dekat  dengannya,
sebagai seorang photographer professional sebuah majalah mode Indonesia, mahe begitulah panggilanku padanya, dikelilingi banyak model-model cantik, mulai dari yang manis, putih, oriental, indo, western face, semua lengkap.

Radya masih ingat kenangan manis dengan mereka setahun yang lalu, Mahesa selalu mengagumi desain hasil karyanya dna mentraktirnya makan siang, dengan mengabaikan beberapa sesi pemotretan agar bisa menemaninya, benar-benar kisah persahabatan yang berujung kisah cinta.

**
Masih pagi, ruangan kerja dengan kubikel berwarna cerah masih banyak yang kosong, lantai 25 gedung SCBD, ruangan ini  akan ramai sebentar lagi, dipenuhi anak-anak muda kreatif yang sibuk mengejar deadline, semua pekerja seni di sebuah majalah mode terbesar di ibukota.

Sesekali cleaning service lalu lalalng mengepel lantai, meja kerja radya di kubikel tengah, disampingnya mahesa sedang memperhatikan desain hasil scetchnya.

“ aku suka desain kamu, perpaduan cita rasa  east dan west”
“ terimakasih Mahe, aku masih belajar kok”
“ ya tenun dan ulos ini menjadi elegan di tanganmu, dipadu outertetap anggun:
“kamu punya selera fashion yang oke juga”
“yah begitulah, aku sudah sepuluh tahun di dunia mode, aku tahu betul perkembangannyabukan maksutku mengaggap kamu junior, or anak kemarin sore”
“ huuuh siap apula yang mikir seperti itu, air laut asin sendiri” Radya memonyongkan mulutnya kedepan tanpa melepaskaN pandangannya dari scetch lembaran kertas putih di hadapannya, kalua sudah begini , radya adalah gadis yang super cuek di dunia, mungkim dia khawatir inspirasi yang dia dapatkan terbang begitu saja, hanya gara-gara ejekan lelaki didepannya itu, ya lelaki yang baginya komplet seperti nasi goreng special.

“ hei kamu cantik banget, monyong gitu” tiba-tiba blitz kamera Nikon menyilaukan wajahnya. Mahesa secepat kilat mengambil photonya,

“ Duh Mahe, kamu nakal banget sih, ayo delete dong, gak worth it banget ngambil momentnya’

“ gak bagiku ini photo kamu yang paling cantik, semua model agency ini kalah deh, terimakasih ya;

Muka Radya merah padam antara bahagia dan kesalnamun begitulah Mahe selalu bisa mencairkan keadaan dan hadir di sela-sela kesibukannya  dan paling tahu mengirimkan sepotong bahagia di hatinya.

“ aduh mahe, kalau aku cantik, sudah ada lelaki istimewa bersamaku dab mungkin kiddos yang lucu-lucu”
“ haha..haha kamu tuh mengkhayal melulu, charming prince, kiddos twins, padahal disekitarmu banyak Pangeran yang keren, kadang panegran itu tak harus tampan dan  dan menunggangi kuda putih lho? Kadang pangeranmu itu super cuek dan bisa gak mandi seharian , tapi dia tuh perhatian sama kamu.

“ aiih sudah ah, lagi malas berdebat nih, judulnya sekarang lagi ngejar deadline, begitu pangeran Mahesa Puja Kesumanegara, sana gih jangan ganggu melulu”

“oke,,oke tuan putri Radya Anggita sari yang cantik dan seksi dengan bibisr monyongnya, selamat berkarya untuk negeri ya, hamba pamit undur diri” Mahesa meletakkan tangannya di dada seraya menunduk  hormat dan berlalu sambil mencolek hidung radya yang bangir

“Huh dasar, pergi..pergi jauh sana,  namun jauh dalam hati radya begitu damai dan bahagiadalam momen-momen kecil mereka yang mengalir apa adanya.

Radya meletakkan pensilnya memandang ke meja gambarnya, photonya dengan Mahesa di sebuah acara gathering media, Radya mengenakan gaun kebaya dengan kemeja batik sambil beraksi dengan meletakkan kedua tangannya bergaya menyerupai telinga kelimci, lucu dan manis sekali, Mereka seperti sahabat sejati, namun radya tahu hubungan mereka sebatas sahabat, titik, tidak lebih dari itu, Radya takut terlalu mengharap dan sakit hati, bertepuk sebelah tangan, toh menjadi sahabat Mahesa sudah satu anugrah baginya, mengisi hari-harinya.

**
Radya masih focus dengan karya-karyanya, kelak jika fashion show  perdanyan berhasil sukses, Radya akan mendapat rekomendasi S2 ke Paris dari kantor, dan Radya tahu betul impiannya dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Paris, negeri mode dunai, tapi radya tahu betul “ No pain No gain” semua impian akan  berhasil jika membayarnya dengan kerja keras, radya  memegang betul ungkapan bijak tersebut.
**

Sudah hari kelima, radya tidak bertemu dengan Mahesa, entah kemana laki-laki itu, mungkin tugas luar kota atau luar negeri , gadis tersebut merapatkan sweaternya dia merasa agak demam karena semalaman begadang di studio, saat seperti ini dia selalu ingin minum the lemon tea hangat dan Mahesa yang selalu bersedia membuatkannya. Dia melihat kubikel Meja kerja Mahesa paling suut, kelihatan kosong melompong, biasanya sosok itu duduk takzim di depanPC nya memindahkan semua photo hasil jepretannya Radya.
Disebelahnya ada Angga sahabat dekat radya sibuk memilih-milih photo untuk diterbitkan di media untuk edisi valentine di bualn februari,


“ ga.. Mahesa kemana ya, sudha gak kelihatan seminggu?”
“hmmm, masa sih gadisnya tidak di khabarin, dia kan lagi di Moroko, ambil shoot disana, wah kangen ya?”
“ duh nanya doing kali, anyway makasih ya infonya ga”
“ ok nona desainer”
Radya terduduk lesu di mejanya, tak semangat melanjutkan lembaran sketsanya, apa Mahesa sudah melupakannya dan sedang bersenang-senang di negeri orang”

Mahesa memang sosok cowok yang suka moody dan pelupa, itulah yang membuat radya kadang merasa dicuekin, tiba-tiba ponselnya berbunyi

Di layar ponselnya tertera  Unidentified number
Siapa gerangan bathin radya, namun dia tak gubris, mungkin saja salah sambung pikirnya. Dan meneruskan sketch gambarnya, lalu dia terpikir untuk membuka akun Facebook Mahesa.

Sejenak lagu fathin terdengar mengalun dari ponselnya

Ada banyak cara Tuhan menghadirkan cinta
Mungkin engkau adalah salah satunya
Namun engkau datang di saat yang tidak tepat
Cintaku tlah dimiliki

Dan dia lihat panggilan tak terjawab, hanya miskol saja.Entah siapa yang mencoba menghubunginya beberapa kali akhir-akhir ini, saat diangkat, hanya terdengar suara diam yang panjang disana.

Di akun Mahesa, ada album Maroko for lovely moment, disana wajahnya terlihat bahagia dan tertawa leaps dengan model-model yang mesra merangkul bahunya dengan latar gedung dengan ornament berukir berwarna kecoklatan, pemandangan yang indah namun membuat hati radya terbakar cemburu.

Bagaimana mungkin radya merasa begitu bodoh, memikirkan lelaki tersebut, bayangannya ngontrak tanpa membayar uang sewa dikepalanya, namun lelaki itu seperti melupakannya, meskipun hungun mereka sebatas sahabat namun radya terlanjur berharap banya pada Mahesa.

**
“ Radya sorry , ini ada titipan dari angga, aku baru ingat kemarin letak di laciku”
“ makasih angga, sebuah surat dengan amplop putih bertuliskan” buat tuan puteriku, radya”
Radya tersenyum tipis, masih belum bisa menahan rasa cemburunya”

“ radya ,

 aku berangkat esok ya, ke  Moroko tepatnya kota marakes, mungkin aku bakal sibuk seharian ambil pemotretan, maaf kalau aku tak bisa ngabarin kamu, sepulang dari Moroko, aku mau bicara penting, empat mata denganmu, jika kamu berkenan,  radya…aku sayang kamu, take care”

Mahesa

Glek, bagai disambar petir, terkejut, bahagia dan haru radya membaca tulisan tangan Mahesa, namun apa yang akan disampaikan mahesa membuat Radya penasaran dan tak sabar menunggu kepulangan lelaki itu.

Entah perasaan apa yang tiba-tiba hadir dalam hati radya m ada rasa rindu yang menusuk, dia melihat photo jepretan radya di dalam amplop, dibelakang photo tersebut tertulis, radya.. kamu puteri idaman, cantik dan akan selau cantik di hatiku.

photo Mahesa seminggu yang lalu sebelum keberangkatannya.

Namun semua berjalan apa adanya, tak ada yang perlu diburu, apakah  Mahesa ingin menyampaikan perasaanya pada radya atau tidak? Apakah merak akan menyatu menjadi sepasang kekasih, biar Tuhan yang menjawabnya.

Love will find the way, do not catch to hard for something that will given to you as a gift..

**
Hp nya berdering lagi
“ halo Radya, apa khabar?
Sepertinya radya mengenali suara itu
“ sudah lupa ya sama aku, aku Hafez”
“ ha,, hai Hafez, apa khabar?’
“ baik , maaf aku lancing nelpon kamu, aku dapat nomer hp kamu dari teman organisasi persatuan mahasiswa, gimana kuliahmu lancar kan?’
“ yup begitulah, sebentar lagi libur summer”
“ kamu tak pulang ke Indonesia, aku kaget mahesa sudah nikah ya, kukira sama kamu , rupanya dengan seorang model ya”
Dada radya begitu sesak mendengarnya, sesekali dia menggigit bibirnya merasa kalah, karena Hafez sudah lama menyukainya , namun entah mengapa dia lebih memilih mahesa teman sekantornya dari pada Hafez sahabat masa kecilnya hingga SMU mereka berpisah
“ hmm, tak usah bicara soal Mahesa, dia sudah masa lalu, zaman sekarang susah menemukan lelaki yang setia, bukan?”

“ wah , saya gak mau disamain tuh, radaya semua kisah perjalanan hidup manusia selalu menitipkan pesan hikmah di dalamnya, kamu mungkin belum berjodoh bersamanya, namun berjodoh dengan kuliah master dulu, setelah itu siapa tahu ada seseorang yang sudah lama jatuh hati padamu dan melamarmu, tapi semua terserah kamu radya”
“ wah kamu gak berubah hafez, ngomongnya masih filosofis dan berat banget”
Mereka tertawa bersamaan, begitu renyah di ujung telepon.
“ wah aku kangen tawamu ini, membuat dunia berbeda, ceria dan indah”
“ makasih Hafez, bukankah  tawa adalah jarak yang paling dekat diantara dua insan bukan?
“ wah pintar kamu ya, sudah mulai bicara berat banget”
“ ya, berat tapi kamu ngerti nbukan”
“ okeh deh, so ada acara malam ini radya, aku mau mengundangmu launching buku ku”
“waaah, undangan yang sangat manis, selamat ya, kamu memang berbakat jadi penulis”
“ dimana acaranya”
“ di pusat budaya, aku jemput kamu ya?”

Tiba-tiba Hp Hafez berdering dan lrik nadanya terdengar syahdu

Inilah akhirnya harus ku akhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun kutahu cintamu lebih besar darinya

“ sebentar radya, aku nerima hp yang satunya.
 Dada Radya berdetak kencang, nada dering Hp Hafez sama dengan nada dering HP nya, suatu kebetulan yang aneh, merak memang banyak persamaan, melankolis dna romantic, namun Radya mengabaikan Hafez yang menyukainya sekian lama saat menganal Mahesa yang lebih cuek dan unpredictable.
“ hai, halo radya, kamu masih disana”
“ ya Hafez, gimana tadi”
“ Maaf telpon dari Ibu, beliau nanya khabar sudah seminggu saya lupa nelpon beliau, ada salam dari bunda untukmu”
“ oh ya, salam balik buat bundamu Hafez, he much proud of you”
“ she also proud of you if one day you could be my wife?’
“ apaa??hafez?’
“ no.. no just kidding”
 “ sudah ya kalau begitu?”
“ sudah gimana, tadi kamu belum respon undanganku, sudikah?’
“ hhmmm”
“ dasar puteri malu”
“ heheh, kamu masih ingat panggilan kecilku”
“ aku sellau mengingatmu tuan puteri”
“apaa, dasar pangeran kodok”
“ apa? “tak jewer kupingmu nanti ya”

Keduanya tertawa renyah diujung telpon
Dan tawa adalah jarak terdekat dan pintu yang terbuka anata dua hati yang mencoba mencari jalan rasa menemukan cinta dan arti setia.
**
Kini musim semi tiba. Save the Eiffel for summer! Begitu ungkapan bahagia orang prancis menyambut musim semi di Eiffel,  dan saatnya menikmati festival layang-layang di tepi pantai Opal Coast, Radya dan Hafez Nampak bahagia, Hafez menggenggam tangan radya mencoba menaikkan laying-layang meraka agar terbang jauh, tinggi  dan  menari di angkasa. Dua hati akhirnya bersama dan memilih setia.


0 comments:

Post a Comment